Saat istirahat. Edo lagi duduk di bawah pohon, selesai
latihan basket.
Sarah memperhatikannya dari kejauhan.
Emm.. Edo Nugraha, sosok cowok yang sejak kelas 1 ditaksir
Sarah (waktu kelas 1, mereka sekelas). Dan sekarang sama-sama sudah kelas 3, tapi
berhubung Edo anak IPS, kelasnya jauh
dari kelas Sarah. Jadi kadang Sarah susah buat merhatiin Edo dari dekat.
Sarah memandang Edo
lekat, tanpa berkedip, mengamati Edo dari kepala sampai kaki. Edo seperti cowok
biasa lainnya. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuat Sarah sangat
menyukainya. Bahkan sejak pertama Sarah mengenalnya. Hoaaaa... Pandangan
pertama.
Gak ada yg tau perasaan itu, bahkan Dian, sahabatnya
sendiri. Walaupun mereka sudah sahabatan sejak SD, tapi Sarah gak pernah cerita
tentang perasaannya terhadap Edo kepada Dian.
Teeet..teee...teeeeeettt..... Bel masuk sudah berbunyi.
Tiba-tiba ada yang menarik tangan Sarah. ”Ayo masuk!” Uuhh.. Dian rupanya.
Padahal baru liad Edo bentar! Gerutu Sarah dalam hati. Sambil menunggu guru, Sarah
membayangkan wajah Edo lagi di dalam kelas. Hihihihi..
Plak!! Dian menepuk punggung Sarah,”emm..hayyoo... Lagi
ngelamunin siapa .?” Goda Dian. “Ihh.. Apaan sih?!” jawab Sarah jutek. “Pr bahasa
Loe dah say lom? Pinjem donk?!” kata Dian
dengan gaya premannya. “Udah tuh.. Ambil aja di tas.” . Dian hanya tersenyum.
Lalu mencari buku pr Sarah dan langsung menyalinnya. Selesai Dian menyalin,
guru bahasa pun datang. Yah.. Selesai deh mikirin Edo, hehe, kata Sarah dalam
hati.
* * *
Pulang sekolah Dian mengantar Sarah pulang. Rumah Sarah
gak jauh-jauh amat dari sekolah, berjarak dua rumah, hehe.. Jadi gak masalah Dian
antar-jemput Sarah setiap hari. Gak boros bensin. Hehe.
Setelah sampai di
depan rumah Sarah, Dian pamit langsung pulang. Sarah lalu masuk ke dalam rumah.
Baru selesai Sarah membuka sepatu, tiba-tiba handphonenya berbunyi. Terdengar
ringtone lagu sometimes di situ. Sarah langsung menekan tombol hijau.
“Halo?” Terdengar suara cowok. “Ini siapa?”
Tanya Sarah tanpa basa-basi. “Ini Sarah ya?” cowok itu malah balik nanya.”Lho,
kok malah balik nanya? Jawab dulu. Loe siapa?” jawab Sarah dengan nada yang
agak meninggi. “Ahh.. Jangan galak gitu donk. Ini Edo.. Ini betul Sarah kan?”
Wow Edo !!.. Teriak
Sarah dalam hati dan hampir teriak beneran karena senangnya. Kemudia Sarah
langsung menjawab, tanpa banyak basa basi lagi. “Iya. Ada ap Do?” “Enggak, Cuma
mau minta nomer hpnya Dian, boleh gak?” Tanya Edo. “Ohh.. Nomer Dian? Buat apa
ya? Boleh kan, Gue tau?” Tanya Sarah dengan ekspresi sedikit kecewa, ternyata
Edo menanyakan Dian. Uuugghh. Sarah tampak kesal.
“Gak ada apa-apa. Ada
yang ingin diomongin. Ada kan, nomernya? Kirimin yah..? Daah” Kata Edo lalu memutuskan telphone.
Sarah langsung
mengetik nomer hp Dian. Dengan sangat tidak ikhlas. Tapi gak apa-apalah, demi
orang yang ditaksir, hehe. Emm.. Sarah kemudian menekan tombol send. Edo
membalas dengan,”Thx ya.. J”
Setelah membaca
balasan Edo, Sarah terdiam. Ada apa Edo menanyakan Dian? Apa jangan-jangan
Edo.. Ahh.. Sarah lalu dihantui rasa takut. Takut cowok yang selama ini
ditaksirnya menyukai sahabatnya. Uurrggh.. Pasti sakit banget rasanya.
Tapi wajar aja sih, kalau
Edo lebih menyukai Dian. Dian jauh lebih terkenal di sekolah, kalaupun Sarah
terkenal juga, itu berkat Sarah nempel terus dengan Dian. Tapi dilihat-lihat,
Sarah gak beda-beda amat dengan Dian. Sarah bahkan jauh lebih manis daripada
Dian. Banyak kok yang bilang ( ya mungkin mereka ngeliat Sarah pake sedotan
kali. Ckckckckck...).
* * *
Gerimis masih
membasahi rumput pagi itu. Tapi Sarah sudah nongkrong di dalam kelas. Gak
biasanya dia datang awal. Mungkin siswa pertama pada hari itu. Mang Ujang
penjaga sekolah, pun heran.
Sedangkan Sarah di
kelas pun hanya duduk-duduk saja. Dia juga heran, kok bisa sepagi itu di
sekolah.
Lelah Sarah duduk,
Sarah kemudian berdiri dan berjalan menuju luar kelas. Sarah bersandar di pintu
kelas yang langsung menghadap lapangan basket dan juga parkiran.
Gerimis pun
perlahan-lahan berhenti. Dan sekolah pun sudah mulai cukup ramai. Dilihatnya
satu per satu siswa yang baru datang. Ada yang diantar, ada yang berjalan
sambil membawa payung, ada yang mengendarai sepeda motor. Dan tiba-tiba
pandangan Sarah tertuju pada avanza biru yang baru memasuki area sekolah.
Mobil Edo. Kata
Sarah dalam hati. Diperhatikannya mobil itu parkir, dan dilihatnya Edo turun.
Tapi sosok yang menemani Edo yang juga turun dari mobil, membuat Sarah
terkejut. Dian !!
* * *
“Loe ada apa sih
sama Edo? Pacaran ya? Kok gak bilang-bilang sih?” Tanya Sarah sewaktu di
kantin. “Apanya?” Jawab Dian tanpa melihat ke arah Sarah. Dian hanya sibuk
memasukkn mie ke dalam mulutnya.
“Ihh.. Jahat banget
sih! Dengan sahabat sendiri gak mau cerita!” Sarah langsung cemberut. Melihat
Sarah cemberut, Dian pun menjawab, “Napa? Cemburu ya? Nanti Loe bakal tau juga
kok.. Hahahaha..” Dian tertawa sambil melanjutkan makannya.
Selesai makan di
kantin, mereka berdua ke kelas. Sarah masih cemberut, gara-gara Dian bikin
penasaran. Dian hanya senyum-senyum gak jelas, sambil menarik tangan Sarah
supaya Sarah berjalan lebih cepat.
* * *
Di lapangan basket.
Dian dan Sarah lagi nonton anak-anak SMA mereka lawan anak-anak SMK. Para
suporter berteriak-teriak memberikan semangat. Termasuk Sarah dan Dian.
“Capek ahh. Duduk
situ yuk.” Ajak Sarah sambil nunjuk bawah pohon beringin dan langsung berjalan
ke arah situ. Dian hanya mengikuti dari belakang.
“Gue haus. Gue beli
minun dulu yah. Loe jangan kemana-mana. Awas loe ngilang dari sini.” Dian
kemudian berdiri dan berjalan menuju kantin luar sekolah.
Sarah membuka tas,
dan mengeluarkan earphonenya. Didengarkannya beberapa lagu dari hp. Tiba-tiba,
ada seseorang yang duduk di samping Sarah, sangat dekat. Sarah melirik orang
itu. Ternyata Edo.
Sarah memandang Edo
lalu berkata,“Edo? Ngapain Loe di sini?” Tanya Sarah sambil melepas
earphonenya. “Gak kok, Cuma pengen dekat Loe.” Edo memandang balik Sarah. Dan
membuat Sarah gugup. Hampir keluar dingin dari tubuhnya. Sarah gak menyangka
bisa duduk sedekat itu dengan Edo. Tapi langsung terpikir olehnya tentang Dian.
Sarah pun mengatur posisi duduk yang agak menjauh.
“Nyari Gue, atau
Dian? Emm.. Diannya lagi ke kantin tuh.” Jawab Sarah sambil sedikit tertawa
yang agak dibuat-buat. “Loe gak main lagi?” Lanjut Sarah. “Gak. Capek ahh..
Lagian Gue udah cetak poin banyak. Semua poin itu, Gue kasi buat Loe.” Kata Edo
sambil menatap mata Sarah. Beberapa detik mereka adu pandang. Tapi Sarah segera
membuangnya.
“Ahh.. Apaan sih
Loe! Kok Gue? Harusnya kan Dian. Loe suka kan ma Dian? Kalian pacaran kan?”
Kata Sarah meyakinkan. “Hahahahha..” Edo tertawa. “Dasar! Loe tau darimana?
Ada-ada aja. Gue gak suka sama Dian!” Kata Edo sambil mencubit-cubit pipi
Sarah. “Emm.. Maksudnya?” Sarah tampak bingung sambil mencoba melepaskan
cubitan Edo. Jujur, saat itu, Sarah sangat grogi.
“Sarah...” Kata Edo
dengan nada yang melembut. Edo mengatur posisi berdapan langsung dengan Sarah.
Ditatapnya lekat-lekat mata Sarah.
“Gue.. Suka sama Loe. Gue cinta Loe.
Gue sayang sama Loe.”
Sarah sangat
terkejut dengan apa yang didengarnya. “Maksud Loe apa sih? Dian gimana? Loe kan
dekat dengan dia?” Tanya Sarah.
“IYA! EDO EMANG
DEKETIN GUE! TAPI ADA MAUNYA, TAU!”
Terdengar teriakan Dian dari arah belakang mereka berdua. Ternyata Dian sudah
menguping dari awal percakapan mereka.
“Iya.. Gue
sebenarnya dekat sama Dian tuh Cuma mau nanya-nanya tentang Loe. Gak ada maksud
lain. Dan soal jemput-jemputan waktu itu, Loe pasti liat dong? Waktu itu kan
hujan, kasian kan Dian pake motor, jadi Gue nawarin jemput dia, lagian dia kan
udah bantu Gue.” Edo mencoba menjelaskan.
Mendengar penjelasan
Edo, Sarah tersenyum.
Dian masih berdiri di belakang
mereka. Kemudian Dian berteriak, “SATU LAGI, SEBENARNYA GUE UDAH LAMA LAGI, TAU LOE SUKA
SAMA EDO. INGAT GAK WAKTU GUE PINJEM LAPTOP LOE? GUE GAK SENGAJA BUKA
DIARY-DIARY LOE TENTANG EDO! HAHAHAHAA” Dian
langsung tertawa dan berlari menjauh.
Muka
Sarah langsung memerah. “Ihh.. Dasar! Buka-buka diary orang! Awas Loe ya...”
Baru Sarah mau mengejar Dian, tangannya sudah ditarik Edo dulu.
Edo
memandang lekat mata Sarah untuk kesekian kalinya. Digenggamnya tangan Sarah kuat-kuat.
Dan diletakkan di dadanya.
“Loe mau kan jadi
cewek Gue? Biarpun kita belum pernah dekat secara langsung, tapi, hati kita tuh
udah menyatu dari pertama kita ketemu. I Love You Sarah..” tampak
oleh Sarah, Edo mengucapkan kalimat demi kalimat dengan sangat tulus. Lalu
Sarah tersenyum. Matanya membalas tatapan Edo, dan sebuah kata keluar dari
mulutnya, kata yang sangat sederhana untuk menjawab semua penantian Edo, dan
juga dirinya selama ini.
-Restu ZaRaSTiKa- J
1 komentar:
:)
Posting Komentar