Clouds Marsmellow Cokelat: Cerpen - Tak Salah Jatuh Cinta

Pages

Selasa, 22 Maret 2011

Cerpen - Tak Salah Jatuh Cinta



Saat istirahat. Edo lagi duduk di bawah pohon, selesai latihan basket.
Sarah memperhatikannya dari kejauhan.
Emm.. Edo Nugraha, sosok cowok yang sejak kelas 1 ditaksir Sarah (waktu kelas 1, mereka sekelas). Dan sekarang sama-sama sudah kelas 3, tapi berhubung Edo anak IPS,  kelasnya jauh dari kelas Sarah. Jadi kadang Sarah susah buat merhatiin Edo dari dekat.
 Sarah memandang Edo lekat, tanpa berkedip, mengamati Edo dari kepala sampai kaki. Edo seperti cowok biasa lainnya. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuat Sarah sangat menyukainya. Bahkan sejak pertama Sarah mengenalnya. Hoaaaa... Pandangan pertama.
Gak ada yg tau perasaan itu, bahkan Dian, sahabatnya sendiri. Walaupun mereka sudah sahabatan sejak SD, tapi Sarah gak pernah cerita tentang perasaannya terhadap Edo kepada Dian.
Teeet..teee...teeeeeettt..... Bel masuk sudah berbunyi. Tiba-tiba ada yang menarik tangan Sarah. ”Ayo masuk!” Uuhh.. Dian rupanya. Padahal baru liad Edo bentar! Gerutu Sarah dalam hati. Sambil menunggu guru, Sarah membayangkan wajah Edo lagi di dalam kelas. Hihihihi..
Plak!! Dian menepuk punggung Sarah,”emm..hayyoo... Lagi ngelamunin siapa .?” Goda Dian. “Ihh.. Apaan sih?!” jawab Sarah jutek. “Pr bahasa Loe dah say  lom? Pinjem donk?!” kata Dian dengan gaya premannya. “Udah tuh.. Ambil aja di tas.” . Dian hanya tersenyum. Lalu mencari buku pr Sarah dan langsung menyalinnya. Selesai Dian menyalin, guru bahasa pun datang. Yah.. Selesai deh mikirin Edo, hehe, kata Sarah dalam hati.
* * *
Pulang sekolah Dian mengantar Sarah pulang. Rumah Sarah gak jauh-jauh amat dari sekolah, berjarak dua rumah, hehe.. Jadi gak masalah Dian antar-jemput Sarah setiap hari. Gak boros bensin. Hehe.
Setelah sampai di depan rumah Sarah, Dian pamit langsung pulang. Sarah lalu masuk ke dalam rumah. Baru selesai Sarah membuka sepatu, tiba-tiba handphonenya berbunyi. Terdengar ringtone lagu sometimes di situ. Sarah langsung menekan tombol hijau.
 “Halo?” Terdengar suara cowok. “Ini siapa?” Tanya Sarah tanpa basa-basi. “Ini Sarah ya?” cowok itu malah balik nanya.”Lho, kok malah balik nanya? Jawab dulu. Loe siapa?” jawab Sarah dengan nada yang agak meninggi. “Ahh.. Jangan galak gitu donk. Ini Edo.. Ini betul Sarah kan?”
Wow Edo !!.. Teriak Sarah dalam hati dan hampir teriak beneran karena senangnya. Kemudia Sarah langsung menjawab, tanpa banyak basa basi lagi. “Iya. Ada ap Do?” “Enggak, Cuma mau minta nomer hpnya Dian, boleh gak?” Tanya Edo. “Ohh.. Nomer Dian? Buat apa ya? Boleh kan, Gue tau?” Tanya Sarah dengan ekspresi sedikit kecewa, ternyata Edo menanyakan Dian. Uuugghh. Sarah tampak kesal.
“Gak ada apa-apa. Ada yang ingin diomongin. Ada kan, nomernya? Kirimin yah..? Daah”  Kata Edo lalu memutuskan telphone.
Sarah langsung mengetik nomer hp Dian. Dengan sangat tidak ikhlas. Tapi gak apa-apalah, demi orang yang ditaksir, hehe. Emm.. Sarah kemudian menekan tombol send. Edo membalas dengan,”Thx ya.. J
Setelah membaca balasan Edo, Sarah terdiam. Ada apa Edo menanyakan Dian? Apa jangan-jangan Edo.. Ahh.. Sarah lalu dihantui rasa takut. Takut cowok yang selama ini ditaksirnya menyukai sahabatnya. Uurrggh.. Pasti sakit banget rasanya.
Tapi wajar aja sih, kalau Edo lebih menyukai Dian. Dian jauh lebih terkenal di sekolah, kalaupun Sarah terkenal juga, itu berkat Sarah nempel terus dengan Dian. Tapi dilihat-lihat, Sarah gak beda-beda amat dengan Dian. Sarah bahkan jauh lebih manis daripada Dian. Banyak kok yang bilang ( ya mungkin mereka ngeliat Sarah pake sedotan kali. Ckckckckck...).
* * *
Gerimis masih membasahi rumput pagi itu. Tapi Sarah sudah nongkrong di dalam kelas. Gak biasanya dia datang awal. Mungkin siswa pertama pada hari itu. Mang Ujang penjaga sekolah, pun heran.
Sedangkan Sarah di kelas pun hanya duduk-duduk saja. Dia juga heran, kok bisa sepagi itu di sekolah.
Lelah Sarah duduk, Sarah kemudian berdiri dan berjalan menuju luar kelas. Sarah bersandar di pintu kelas yang langsung menghadap lapangan basket dan juga parkiran.
Gerimis pun perlahan-lahan berhenti. Dan sekolah pun sudah mulai cukup ramai. Dilihatnya satu per satu siswa yang baru datang. Ada yang diantar, ada yang berjalan sambil membawa payung, ada yang mengendarai sepeda motor. Dan tiba-tiba pandangan Sarah tertuju pada avanza biru yang baru memasuki area sekolah.
Mobil Edo. Kata Sarah dalam hati. Diperhatikannya mobil itu parkir, dan dilihatnya Edo turun. Tapi sosok yang menemani Edo yang juga turun dari mobil, membuat Sarah terkejut. Dian !!
* * *
“Loe ada apa sih sama Edo? Pacaran ya? Kok gak bilang-bilang sih?” Tanya Sarah sewaktu di kantin. “Apanya?” Jawab Dian tanpa melihat ke arah Sarah. Dian hanya sibuk memasukkn mie ke dalam mulutnya.
“Ihh.. Jahat banget sih! Dengan sahabat sendiri gak mau cerita!” Sarah langsung cemberut. Melihat Sarah cemberut, Dian pun menjawab, “Napa? Cemburu ya? Nanti Loe bakal tau juga kok.. Hahahaha..” Dian tertawa sambil melanjutkan makannya.
Selesai makan di kantin, mereka berdua ke kelas. Sarah masih cemberut, gara-gara Dian bikin penasaran. Dian hanya senyum-senyum gak jelas, sambil menarik tangan Sarah supaya Sarah berjalan lebih cepat.
* * *
Di lapangan basket. Dian dan Sarah lagi nonton anak-anak SMA mereka lawan anak-anak SMK. Para suporter berteriak-teriak memberikan semangat. Termasuk Sarah dan Dian.
“Capek ahh. Duduk situ yuk.” Ajak Sarah sambil nunjuk bawah pohon beringin dan langsung berjalan ke arah situ. Dian hanya mengikuti dari belakang.
“Gue haus. Gue beli minun dulu yah. Loe jangan kemana-mana. Awas loe ngilang dari sini.” Dian kemudian berdiri dan berjalan menuju kantin luar sekolah.
Sarah membuka tas, dan mengeluarkan earphonenya. Didengarkannya beberapa lagu dari hp. Tiba-tiba, ada seseorang yang duduk di samping Sarah, sangat dekat. Sarah melirik orang itu. Ternyata Edo.
Sarah memandang Edo lalu berkata,“Edo? Ngapain Loe di sini?” Tanya Sarah sambil melepas earphonenya. “Gak kok, Cuma pengen dekat Loe.” Edo memandang balik Sarah. Dan membuat Sarah gugup. Hampir keluar dingin dari tubuhnya. Sarah gak menyangka bisa duduk sedekat itu dengan Edo. Tapi langsung terpikir olehnya tentang Dian. Sarah pun mengatur posisi duduk yang agak menjauh.
“Nyari Gue, atau Dian? Emm.. Diannya lagi ke kantin tuh.” Jawab Sarah sambil sedikit tertawa yang agak dibuat-buat. “Loe gak main lagi?” Lanjut Sarah. “Gak. Capek ahh.. Lagian Gue udah cetak poin banyak. Semua poin itu, Gue kasi buat Loe.” Kata Edo sambil menatap mata Sarah. Beberapa detik mereka adu pandang. Tapi Sarah segera membuangnya.
“Ahh.. Apaan sih Loe! Kok Gue? Harusnya kan Dian. Loe suka kan ma Dian? Kalian pacaran kan?” Kata Sarah meyakinkan. “Hahahahha..” Edo tertawa. “Dasar! Loe tau darimana? Ada-ada aja. Gue gak suka sama Dian!” Kata Edo sambil mencubit-cubit pipi Sarah. “Emm.. Maksudnya?” Sarah tampak bingung sambil mencoba melepaskan cubitan Edo. Jujur, saat itu, Sarah sangat grogi.
“Sarah...” Kata Edo dengan nada yang melembut. Edo mengatur posisi berdapan langsung dengan Sarah. Ditatapnya lekat-lekat mata Sarah.
“Gue.. Suka sama Loe. Gue cinta Loe. Gue sayang sama Loe.”
Sarah sangat terkejut dengan apa yang didengarnya. “Maksud Loe apa sih? Dian gimana? Loe kan dekat dengan dia?” Tanya Sarah.
IYA! EDO EMANG DEKETIN GUE! TAPI ADA MAUNYA, TAU!” Terdengar teriakan Dian dari arah belakang mereka berdua. Ternyata Dian sudah menguping dari awal percakapan mereka.
“Iya.. Gue sebenarnya dekat sama Dian tuh Cuma mau nanya-nanya tentang Loe. Gak ada maksud lain. Dan soal jemput-jemputan waktu itu, Loe pasti liat dong? Waktu itu kan hujan, kasian kan Dian pake motor, jadi Gue nawarin jemput dia, lagian dia kan udah bantu Gue.” Edo mencoba menjelaskan.
Mendengar penjelasan Edo, Sarah tersenyum.
Dian masih berdiri di belakang mereka. Kemudian Dian berteriak, “SATU LAGI, SEBENARNYA GUE UDAH LAMA LAGI, TAU LOE SUKA SAMA EDO. INGAT GAK WAKTU GUE PINJEM LAPTOP LOE? GUE GAK SENGAJA BUKA DIARY-DIARY LOE TENTANG EDO! HAHAHAHAA” Dian langsung tertawa dan berlari menjauh.
          Muka Sarah langsung memerah. “Ihh.. Dasar! Buka-buka diary orang! Awas Loe ya...” Baru Sarah mau mengejar Dian, tangannya sudah ditarik Edo dulu.
          Edo memandang lekat mata Sarah untuk kesekian kalinya. Digenggamnya tangan Sarah kuat-kuat. Dan diletakkan di dadanya.
“Loe mau kan jadi cewek Gue? Biarpun kita belum pernah dekat secara langsung, tapi, hati kita tuh udah menyatu dari pertama kita ketemu. I Love You Sarah..” tampak oleh Sarah, Edo mengucapkan kalimat demi kalimat dengan sangat tulus. Lalu Sarah tersenyum. Matanya membalas tatapan Edo, dan sebuah kata keluar dari mulutnya, kata yang sangat sederhana untuk menjawab semua penantian Edo, dan juga dirinya selama ini.





-Restu ZaRaSTiKa- J

1 komentar:

Posting Komentar